P2KP Integritas dan Benturan Kepentingan di Bea Cukai Kualanamu

31-07-2018 - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Kualanamu — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Utara
Integritas, satu dari 5 Nilai -Nilai Kementerian Keuangan, adalah hal yang tidak boleh hilang yang harus dimiliki oleh setiap pegawai Kementerian Keuangan. Hal ini selalu ditekankan dalam setiap kesempatan di acara – acara di Kementerian Keuangan, termasuk Direktorat Jenderal Bea Cukai, mengingat pentingnya masalah integritas tersebut. Oleh karena itu, pada hari senin, 25 Juni 2018, Bea Cukai Kualanamu menggelar P2KP (Pelatihan dan Pembinaan Keterampilan Pegawai) Integritas dan Benturan Kepentingan di Aula Cakrawala Bea Cukai Kualanamu. Ike Irawati Nasution selaku Kepala Seksi Kepatuhan Internal Bea Cukai Kualanamu menjadi pembicara dalam sosialisasi tersebut. Ike memaparkan bahwa setiap pegawai harus memiliki integritas lantaran integritas tidak bisa digantikan oleh apapun.
 
“Jika kita kehilangan kekayaan, kita tidak kehilangan apapun. Ketika kita kehilangan kesehatan, kita kehilangan sesuatu. Namun ketika kita kehilangan integritas, kita kehilangan semuanya,” ujarnya.
 
DJBC telah menerapkan manajemen organisasi modern melalui 3 pilar, yaitu pilar SDM, pilar budaya, dan pilar penganggaran. Ike pun menekankan pentingnya integritas, lantaran DJBC tidak menorerir sedikit pun terhadap pegawai yang tidak berintegritas.
 
Ike mengingatkan kembali agar pegawai tidak menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi.
 
Pemaparan perihal integritas diperkuat oleh Kepala Kantor Bea Cukai Kualanamu Bagus Nugroho Tamtomo Putro. Ia meminta para pegawai untuk menerapkan pengendalian diri dengan berpedoman kepada Perdirjen tentang KLIK-Jujur. KLIK-Jujur, yang merupakan singkatan dari Korsa, Loyal, Inisiatif, Korektif, dan Jujur, termasuk ke dalam pilar budaya dalam manajemen organisasi modern DJBC.
 
“Bea Cukai terkenal dengan korsanya. Namun, jangan gunakan korsa untuk melakukan hal negatif,” ucapnya.
 
“Kita harus bisa menggabungkan antara nilai pribadi dengan nilai Kementerian Keuangan,” katanya.
 
Bagikan berita melalui