Osteoarthritis

31-07-2018 - Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang — Pemerintah Kab. Bogor
Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis
Pada Osteoarthritis, tulang rawan mengalami kerusakan secara perlahan. Tulang rawan sendiri merupakan jaringan ikat padat yang kenyal, licin, serta elastis. Jaringan ini menyelubungi ujung tulang pada persendian untuk melindunginya dari gesekan saat ada pergerakan. Saat tulang rawan mengalami kerusakan, teksturnya yang licin akan menjadi kasar. Seiring waktu, tulang akan bertabrakan dan sendi pun akan terpengaruhi.

Hasil gambar untuk osteoarthritis lutut

Berikut ini adalah sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena osteoarthritis, di antaranya:
  • Usia. Risiko osteoarthritis akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih sering mengalami osteoarthritis dibandingkan pria.
  • Cedera pada sendi. Sendi yang mengalami cedera, memiliki kemungkinan osteoarthritis yang lebih tinggi.
  • Obesitas. Berat badan yang berlebihan menambah beban pada sendi sehingga risiko osteoarthritis menjadi lebih tinggi.
  • Faktor keturunan. Risiko osteoarthritis diduga bisa diturunkan  secara genetika.
  • Menderita kondisi arthritis lain, misalnya penyakit asam urat atau rheumatoid arthritis.
  • Cacat tulang, seperti pada tulang rawan atau pembentukan sendi.
  • Pekerjaan atau aktivitas fisik yang membuat seseorang mengalami penekanan di titik tertentu secara terus-menerus. (contoh : naik tangga, duduk terlalu lama)



Gejala Osteoarthritis
Gejala osteoarthritis umumnya berkembang secara perlahan-lahan dan semakin parah seiring waktu. Tingkat keparahan gejala dan lokasi yang diserang bisa berbeda-beda pada tiap penderita.
Rasa sakit dan kaku pada sendi merupakan gejala utama osteoarthritis. Gejala ini bahkan bisa membuat penderita kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Rasa sakit atau nyeri pada sendi biasanya akan muncul ketika sendi digerakkan, dan sensasi kaku akan terasa setelah sendi tidak digerakkan untuk beberapa waktu, misalnya saat bangun pagi. Beberapa gejala lain yang mungkin menyertai adalah:
  • Kelenturan sendi yang menurun (kaku).
  • Pembengkakan pada persendian.
  • Terasa gesekan dan terdengar suara pada sendi ketika digerakkan.
  • Nyeri pada persendian, terutama saat beraktifitas. (tidak mampu berjalan jauh)
  • Otot melemah dan massa otot yang berkurang.
  • Pada kondisi yang sudah parah dapat terjadi pembengkokan tungkai bawah

  
Gejala-gejala tersebut bisa hilang timbul atau terjadi secara terus-menerus. Kekambuhan ini mungkin bisa dipengaruhi oleh jenis aktivitas yang dijalani serta cuaca.
Periksakanlah diri Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala osteoarthritis yang tidak kunjung reda selama beberapa minggu atau nyeri yang dirasakan bertambah parah.

Diagnosis Osteoarthritis
Tahap awal diagnosis osteoarthritis umumnya meliputi pemeriksaan fisik pada sendi yang terserang. Dalam hal ini, dokter akan memeriksa adanya pembengkakan serta mengukur batas gerakan sendi tersebut. Selain itu, gejala-gejala dan riwayat kondisi kesehatan pasien juga akan ditanyakan oleh dokter.
Foto Rontgen, tes darah, serta analisis cairan sendi kemudian mungkin akan dianjurkan sebagai pemeriksaan tambahan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendetail. Selain itu, langkah-langkah pemeriksaan ini berguna untuk:
  • Memeriksa kemungkinan adanya penyakit lain, seperti patah tulang atau rheumatoid arthritis.
  • Mengetahui tingkat keparahan osteoarthritis yang dialami pasien.

Hasil gambar untuk osteoarthritis knee xray
Pengobatan Osteoarthritis
Osteoarthritis termasuk kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi gejala agar penderitanya bisa tetap beraktivitas dan menjalani kehidupan secara normal. Gejala dari kondisi ini terkadang bisa berkurang secara perlahan seiring waktu. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala osteoarthritis, di antaranya:
  • Menurunkan berat badan bagi penderita yang mengalami obesitas.
  • Rutin berolahraga.
  • Menjalani fisioterapi dan/atau terapi okupasi.
  • Menggunakan alat khusus untuk membantu mengurangi rasa sakit saat berdiri atau berjalan.
  • Mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit.

Jika langkah-langkah tersebut terbukti kurang efektif maka terdapat pilihan penangan lain, seperti menyuntikan pereda nyeri dan pelumas ke dalam sendi. apabila kondisi sendi sangat rusak maka dokter mungkin akan menyarankan operasi sebagai pilihan terakhir. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki, memperkuat, atau mengganti sendi agar pasien bisa lebih mudah bergerak.

Hasil gambar untuk osteoarthritis knee

Pencegahan Osteoarthritis
Meskipun osteoarthritis tidak dapat dicegah, penderita dapat meminimalisir potensi mengalami kondisi yang lebih parah atau komplikasi yang dapat menyebabkan kelumpuhan dengan melakukan beberapa hal, seperti:
  • Melakukan olahraga secara rutin untuk menguatkan otot dan sendi.
  • Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri. Pastikan Anda meregangkan otot tubuh sesering mungkin.
  • Menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas.
 

Sumber

  1. ?Edwards E, Solomon L. Inflammatory rheumatic disorders. Dalam : Solomon L, Warwick D, Nayagam S. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9th edition. London : Hodder arnold
  2. Suarajana IN Arhtritis reumatoid. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Penyunting. Jakarta : Interna Publishing.
  3. Temprano KK. Rheumatoid arthritis. 2015. [Online] Diakses : 8 Januari 2016 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/331715]
  4. Radulewicz CLC. McCance KL. Alteration of Musculoskeletal Function. Dalam : McCance KL, Huether SE, Brashers VL, Rote S. 2010. Philadephia : London
Bagikan berita melalui