Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day yang jatuh setiap 8 Maret kerap diperingati dengan beragam kegiatan penuh makna. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) B Kualanamu tak mau melewatkan hari spesial ini begitu saja. Sebagai kantor yang mengedepankan pengarusutamaan gender (PUG), KPPBC Kualanamu turut memelihara ingatan kolektif tentang hari perempuan dengan menggelar talkshow yang mengusung tema The Power of Women di Aula Cakrawala KPPBC TMP B Kualanamu pada Jumat, (9/3).
Talkshow pun dihadiri oleh para pembicara wanita inspiratif, yakni Kepala Kanwil DJBC Sumatera Utara, Oza Olavia, Dosen UIN Sumatera Utara sekaligus peraih beasiswa Fulbright program, doktor Rahma Fithriyani, dan Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan DJKN Sumatera Utara, Maulina Fahmilita.
Acara pun dibuka dengan penampilan tari nusantara yang dibawakan oleh peserta On The Job Trainingdan karyawan Bea Cukai Kualanamu. Tak lama berselang, grup musik Bea Cukai Kualanamu KNOustic semakin membuat hadirin bersemangat untuk mengikuti acara tersebut. Sesuai dengan tema acara, KNOustic menyuguhkan sebuah lagu bernuansa wanita berjudul Girl on Fire.
Sejumlah pejabat kantor Bea Cukai di beberapa daerah di Sumatera Utara turut hadir dalam acara tersebut. Kepala KPPBC TMP B Kualanamu Bagus Nugroho Tamtomo Putro dalam sambutannya mengatakan, Bea Cukai Kualanamu tengah mengimplementasikan konsep pengarusutamaan gender di lingkungan kantor.
“Bea Cukai Kualanamu bertekad untuk bisa mengembangkan itu (PUG). Terutama tahun depan kami berusaha untuk bisa meng-capture PUG dari sistem penganggaran kami. Karena memang sekitar 20 persen karyawan di sini berisikan para wanita tangguh,” ujar Bagus.
“Bagaimana kita melakukan upaya-upaya rasional untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Jadi bukan hanya untuk perempuan tapi juga kaum difabel, anak-anak, dan lainnya,” ujarnya.
Pembicara kedua Rahma Fithriyani berbagi mengenai kisahnya berjuang sebagai seorang ibu, istri, sekaligus mahasiswa pada program doktor di University of New Mexico, Amerika Serikat. Cobaan bertubi-tubi yang dihadapinya tak menghentikan wanita dua orang anak ini dalam meraih mimpinya. Tantangan terberatnya datang ketika sang suami yang bekerja sebagai cleaning service di kampus tempatnya mengenyam S3 kemudian didiagnosa mengidap kanker. Hidupnya terasa hancur lebur. Ia sempat berpikir untuk berhenti dan pulang ke Indonesia. Namun, sang suami tetap menguatkannya untuk terus menyelesaikan studinya.
“Suami saya bilang, kita ke Amerika hanya untuk kamu S3,” kata dia. Dengan dukungan yang besar dari sang suami dan kedua anaknya, Rahma akhirnya mampu meraih gelar doktor dan dinobatkan sebagai salah satu lulusan terbaik. “Tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat daripada kekuatan wanita yang bertekat mau maju,” ucapnya.
Pembicara ketiga Maulina Fahmilita pun menekankan tentang semangat pantang menyerah dalam berkarier. Menurutnya, perempuan perlu memiliki jaringan yang luas karena itu bisa menjadi pendorong semangat. “Kalau kerja lalu tidur saja tanpa ada mimpi lain akan maka akan sampai pada titik bosen. Jadi ciptakan hal baru dengan mimpi,” ujarnya. “Saya dua jam per hari menulis. Ada tiga buku yang sudah terbit. Isinya tentang bagaimana perempuan berjuang,” kata dia yang juga seorang psikolog.
Macam-Macam Pasal Pencurian Pada KUHP
Jumat, 09 Jun 2023Kode Transaksi Faktur Pajak, Kenali Jenis dan Saat Penggunaannya
Rabu, 28 Sep 2022PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEKERASAN KEPADA ANAK DI INDONESIA
Rabu, 08 Feb 2023Mengenal Undang-Undang ITE
Minggu, 14 May 2023Ingin Ganti Nama? Begini Prosedur Hukumnya
Selasa, 12 May 2020