"MANFAAT SEKAM PADI = dari LIMBAH Jadi BERKAH"

27-07-2020 - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortilkultura — Pemerintah Kab. Banyu Asin

Sambil memulai Aktivitas Mari membaca Referensi Pertanian.

_INFO PERTANIAN_

"MANFAAT SEKAM PADI = dari LIMBAH Jadi BERKAH"

Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, biasanya akan diperoleh hasil samping berupa: sekam (15-20%), dedak/bekatul (8-12%) dan menir (±5%).

Pemanfaatan hasil samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi saat panen musim penghujan.

Hasil samping tersebut sebenarnya mempunyai nilai guna dan ekonomi yang baik apabila diolah dengan benar. Limbah tadi bisa jadi punya nilai ekonomi yang cukup menarik dalam sistem agroindustri padi di pedesaan.

Perlu adanya inovasi pemanfaatan hasil samping padi tersebut (terutama pada bagian sekamnya) agar menjadi produk atau bahan yang lebih bermanfaat. Berikut adalah beberapa contoh pemanfaatan sekam padi yang mungkin bisa diaplikasikan.

Pupuk organik

Sekam padi dapat berfungsi untuk menggemburkan tanah. Abu dari sekam padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-unsur kimia yang baik untuk kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah.

Dengan mencampurkan media tanam dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam padi, maka kondisi tanah tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih gembur, terutama untuk keperluan penyemaian biji.

Selain baik untuk kesuburan dan kegemburan tanah, pupuk organik dari sekam padi juga memiliki daya simpan air yang tinggi dan mudah terdekomposisi, tidak ditumbuhi jamur, dan harganya juga relatif lebih murah.

Briket, bahan bakar alternatif

Limbah sekam padi dapat diolah menjadi berbagai produk turunan, salah satunya adalah briket arang sekam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari 100 kg sekam padi hampa, diperoleh rata-rata 63,93 kg arang sekam.

Proses pembuatan briket ini cukup mudah. Arang sekam dihaluskan terlebih dahulu dengan alat penepung. Kemudian untuk setiap 1 kg tepung arang sekam bisa dicampurkan dengan tepung tapioka sekitar 400 gram dan 1,5 liter air. Dengan campuran tersebut dari 1 kg arang sekam, dapat dihasilkan 553 + 14.06 gram briket. Briket dapat dicetak berbentuk kotak persegi atau bulat panjang sesuai dengan alat cetakannya.

Briket yang telah dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering, briket dapat dikemas dalam plastik untuk digunakan pada masa yang akan datang. Semakin halus arang sekam, briket yang dihasilkan akan menjadi semakin padat dan kompak, maka semakin lama pula daya bakar briketnya.

Silika gel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu sekam padi mengandung silika sebanyak 87-97 persen berat kering. Sekam padi merupakan salah satu sumber penghasil silika terbesar dan berpotensi sebagai bahan pembuatan silika gel.

Sintesis silika gel dari abu sekam padi dilakukan dengan mereaksikan abu sekam padi menggunakan larutan NaOH 1N pada suhu 80derajat celcius selama 1 jam dan dilanjutkan dengan penambahan larutan asam hingga pH 7. Gel yang dihasilkan selanjutnya didiamkan selama 18 jam kemudian dikeringkan pada pada suhu 80 derajat celcius menggunakan oven hingga beratnya konstan.

Silika gel dapat dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering, dan penopang katalis. Silika gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga kelembaban makanan, obat-obatan, bahan sensitif, elektronik, dan film sekalipun. Produk anti lembab ini menyerap lembab tanpa mengubah kondisi zatnya. Walaupun dipegang, butiran-butiran silika gel ini tetap kering.

Penangkal hama bekicot

Bekicot merupakan salah satu hama tanaman yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hama ini biasanya menyerang tanaman muda di malam hari. Untuk mengatasi hal tersebut, petani dapat membuat taburan sekam padi di sekeliling tanaman.

Sekam padi tersebut akan menghalangi bekicot untuk masuk ke area tanaman karena perut hama yang satu ini sangat lunak, sementara sekam padi memiliki tekstur yang tajam.

Bagaimana, sangat menarik bukan manfaat dari sekam padi ini? Apakah Anda tertarik untuk mencoba mengaplikasikannya?

Sumber : Artikel Startup Pertanian PETANI

Bagikan berita melalui