TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kepala Tata Usaha Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Yulismulianti yang mewakili Kepala BBIHP Tirta Wisnu Permana, mengatakan, FGD 'Strategi Pengembangan Kopi Spesialti Yang Berdaya Saing di Sulawesi Selatan' untuk menyamakan persepsi antar pemangku kebijakan di daerah dan pusat.
Hal ini dia sampaikan dalam Focus Group Discussion 'Strategi Pengembangan Kopi Spesialti Yang Berdaya Saing di Sulawesi Selatan' di Kantor BBIHP, Jl Prof Abdulrahman Basalamah, Kecamatan Pannakukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/12/2019).
Menurutnya, BBIHP bertugas untuk memastikan kualitas Kopi. Selanjutnya, Pemerintah Daerah bertugas untuk memastikan promosi dan publikasi.
"Tujuan kami supaya kopi di Sulawesi Selatan ini naik citranya sama dengan kopi standar internasional lainnya," katanya.
Sehingga, harga kopi ini bisa meningkatkan daya saing petani.
"Khususnya pada petani yang berada di puncak gunung," katanya.
Saat ini, kebutuhan kopi sangat tinggi di dunia sementara itu, petani Indonesia hanya mampu memproduksi kopi sekitar 740 ribu per tahun.
"Apalagi produktivitas menurun. Tugas kita adalah bagaimana supaya tak hanya biji kopi tapi, produk kopi juga bisa memberikan nilai tambah di sisi lain," katanya.
Menurutnya, pohon kopi tak hanya menjadi minuman tapi juga turunan kopi bisa menjadi produk lain.
"Kita berharap bisa menjadi produk farmasi dan kosmetik," katanya.
Selanjutnya, setelah FGD, BBIHP berharap ada tindak lanjut untuk mendaftarkan produk kopi Seko dan Manipi menjadi Kopi Spesialti. (*)
Macam-Macam Pasal Pencurian Pada KUHP
Jumat, 09 Jun 2023PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEKERASAN KEPADA ANAK DI INDONESIA
Rabu, 08 Feb 2023Kode Transaksi Faktur Pajak, Kenali Jenis dan Saat Penggunaannya
Rabu, 28 Sep 2022Ingin Ganti Nama? Begini Prosedur Hukumnya
Selasa, 12 May 2020Mengenal Undang-Undang ITE
Minggu, 14 May 2023