TSS BAWANG MERAH

18-05-2020 - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak — Pemerintah Kab. Demak

Diakui bahwa terdapat disparitas harga yang cukup jauh antara benih bawang merah umbi dan bawang konsumsi. Pola pembentukan yang terjadi saat ini yaitu, ketika harga bawang konsumsi mahal maka benih pun akan ikut dijual mahal. Sebaliknya, pada saat bawang konsumsi tidak mahal maka biasanya benih umbi pun berlebih. Hal ini membentuk suatu pola linear yang mengakibatkan harga bawang menjadi sangat fluktuatif.

Pada umumnya bawang merah diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan umbi sebagai benih. Benih berupa umbi mempunyai kelemahan, yaitu tidak tahan simpan sehingga setelah musim tanam off-season atau musim hujan (Nopember s/d Mei) penyediaan benih untuk musim berikutnya menjadi terbatas. Salah satu alternatif teknologi yang potensial untuk dikembangkan dalam upaya mengatasi perbenihan bawang merah di Indonesia adalah dengan penggunaan biji botani (TSS= True Shallot Seed).

Jika menggunakan bibit umbi bawang merah, yang dibutuhkan mencapai 1,5 ton bibit per ha dengan biaya sebesar Rp 45 juta. Sedangkan dengan menggunakan inovasi TSS, hanya memerlukan 5 kg benih dengan biaya sekitar Rp 10 juta per ha.

Ada tiga keuntungan yang bisa diperoleh petani jika menggunakan true shallot seed. Di antaranya ialah biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji, benihnya bisa disimpan lebih lama maksimal dua tahun selama tidak terkena matahari. Keuntungan lainnya, lebih sedikit terserang penyakit karena benih itu tidak membawa virus dan jamur. Selain itu, pemakaian pupuk juga menjadi lebih efisien. Benih biji hanya membutuhkan setengah dosis dari kebutuhan metode penanaman konvensional dan produksi bawang merah tetap tinggi. Bahkan. hasil panen bisa mencapai 20-25 ton per hektare. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan teknik budi daya konvensional yang hanya bisa menghasilkan 12-15 ton/ha.

 

Benih bawang asal biji sekitar 50% juga masih dapat berkecambah setelah disimpan selama 1-2 tahun sedangkan benih bawang asal umbi bibit hanya dapat disimpan sekitar 4 bulan dalam gudang. Berdasarkan beberapa kelebihan TSS tersebut, maka penggunaan TSS sebagai benih sumber bawang merah sangat prospektif untuk meningkatkan produksi dan kualitas umbi bawang merah.

Keterlibatan produsen untuk penyediaan benih bawang merah biji sangat dibutuhkan. Kita harus bisa memutus mata rantai antara benih umbi dengan konsumsi, karena kalau harga bawang mahal, pasti benih umbi juga mahal. Jadi kalau benih biji cukup tidak ada keterkaitan antara harga benih umbi dengan umbi konsumsi. Keberhasilan ini tentunya peluang penyediaan benih biji dengan harga lebih murah dengan kualitas yang baik sehingga produktivitas kita lebih tinggi. (Heri Wuryanta, STP., MP/ Kabid TPH)

Bagikan berita melalui