Lapas Perempuan Palu Dorong Kemandirian Warga Binaan Melalui Pameran Produk UMKM

18-02-2025 - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu — KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI SULAWESI TENGAH

Palu – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Palu terus berkomitmen dalam memberdayakan warga binaannya melalui berbagai program keterampilan. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah dengan ikut serta dalam pameran Produk UMKM bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan lainnya di Sulawesi Tengah, Senin (17/02).

Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan serta memasarkan produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) kepada masyarakat luas. Kegiatan yang berlangsung di Lapas Kelas IIA Palu ini menampilkan berbagai produk unggulan, mulai dari kerajinan tangan, produk olahan makanan, hingga hasil keterampilan lainnya yang telah dikembangkan di berbagai Lapas dan Rutan di Sulawesi Tengah. Pameran ini juga menjadi ajang apresiasi terhadap upaya pembinaan kemandirian yang diberikan kepada WBP guna membekali mereka dengan keterampilan wirausaha saat kembali ke masyarakat.

Dalam pameran tersebut, Lapas Perempuan Palu menampilkan berbagai hasil karya warga binaan, mulai dari kerajinan tangan seperti tas rajutan, hiasan bunga dari olahan barang bekas, hingga aneka produk olahan makanan. Partisipasi ini menjadi bukti bahwa warga binaan tetap dapat berkarya dan memiliki kesempatan untuk mandiri secara ekonomi meskipun berada di dalam lembaga pemasyarakatan.

Kepala Lapas Perempuan Palu, Udur Martionna, menyampaikan bahwa keikutsertaan dalam pameran ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada warga binaan agar terus mengembangkan keterampilan mereka. “Kami ingin membuktikan bahwa pembinaan yang kami lakukan tidak hanya memberikan bekal keterampilan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga binaan setelah mereka bebas nantinya,” ujarnya.

Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pameran ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang diharapkan dapat membuka peluang pemasaran lebih luas bagi produk warga binaan. "Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa warga binaan pemasyarakatan memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk berkualitas. Melalui pameran ini, kami berharap ada sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat untuk mendukung produk hasil pembinaan di dalam Lapas dan Rutan," ujar Bagus.

Acara ini turut dihadiri Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Rony Hartawan, Kepala BNNP Sulteng, Brigjenpol. Ferdinand Maksi Pasule dan Kepala BSIP Sulteng, Femmi Nor Fahmi, Kepala Kanwil Ditjen Imigrasi, Arief Hazairin Satoto, Kepala Bidang HAM, Mangatas Nadeak, Kepala Cabang BRI Palu, Budi Prastiyanto, serta para Kepala UPT Pemasyarakatan se-Sulawesi Tengah.

Antusiasme pengunjung terhadap produk hasil karya warga binaan cukup tinggi. Banyak yang memberikan apresiasi terhadap kualitas produk yang dipamerkan. Beberapa produk bahkan menarik perhatian pelaku usaha lokal yang tertarik untuk menjalin kerja sama. Para tamu undangan sangat antusias melihat dan membeli produk-produk yang dipamerkan, di antaranya, anyaman dari daur ulang plastik menjadi sebuah tas, pengolahan batok kelapa, piring lidi, yang mendapatkan apresiasi dari pengunjung karena kualitas dan kreativitasnya.

Selain sebagai ajang promosi produk, pameran ini juga menjadi sarana bagi warga binaan untuk mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia usaha. Dengan bimbingan dari petugas lapas dan pelaku UMKM yang sudah berpengalaman, mereka dapat memahami bagaimana strategi pemasaran, inovasi produk, hingga manajemen bisnis yang baik.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat semakin terbuka dan mendukung program pembinaan warga binaan. Mereka memiliki kesempatan untuk berubah dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas,” tambah Udur Martionna.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Lapas Perempuan Palu optimis bahwa program pembinaan keterampilan ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi warga binaan. Ke depan, diharapkan semakin banyak produk hasil karya mereka yang dapat bersaing di pasar luas, sekaligus menjadi bukti bahwa pembinaan di dalam lapas mampu menciptakan perubahan yang positif bagi para penghuninya.


Bagikan berita melalui