Mencoba kenalkan dan melatih kemandirian siswa menjadi salah satu hal terlaksananya kunjungan Taman Kanak-Kanak PKK Grogolan, Selasa (21/1/25) di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya.
Kehadiran 41 siswa yang dipimpin Desi Kurniawati,S.E,S.Pd selaku Kepala Sekolah di BBPPMPV Seni dan Budaya mengambil keahlian konsentrasi Kriya keramik dan tekstil. Diterima secara langsung oleh Urep Sudarto dan Rumidi selaku pendamping pada kriya keramik serta Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn. dan Suharjito, S.Sn., M.Sn. selaku pendamping Kriya tekstil.
Memasuki studio keramik, anak-anak terlihat antusias. Tangan mungil mereka mulai mengambil secara perlahan tanah liat sesuai arahan yang diberikan. Bentuk demi bentuk mereka buat sedemikian rupa, hingga pada akhirnya terciptalah bentuk kura-kura sesuai imajinasi mereka.
Desi mengungkapkan bahwa kunjungan yang kesekian kalinya di BBPPMPV Seni dan Budaya ini menjadi penting, mengingat mengenalkan dunia seni pada anak sedini mungkin akan berdampak lestarinya budaya Indonesia.
“Mengenalkan budaya pada anak usia dini penting, karena anak-anak ini yang akan meneruskan budaya bangsa kita, sehingga kita kenalkan dan kita arahkan supaya bisa melestarikan budaya di daerah dan negara kita” ujarnya.
Ditambahkan olehnya bahwa di BBPPMPV Seni dan Budaya ini merupakan wadah yang tepat, selain lokasi yang tidak terlalu jauh dari sekolah, disini juga banyak sekali hal yang bisa digali untuk menghasilkan karya dan ajang berkreasi.
Setelah menghasilkan karya di studio keramik, anak-anak beralih menuju studio tekstil. Di studio tekstil kedatangan mereka disambut oleh pendamping yang telah siap untuk melakukan praktek.
Sebelum praktek dimulai, pendamping Suharjito mengajak anak-anak beserta guru untuk melakukan senam anak Indonesia hebat. Dengan antusias dan penuh semangat langkah kaki kecil mereka mengikuti gerakan demi gerakan.
Tiba saatnya untuk anak-anak melakukan praktik membatik, kali ini Suharjito dan Wiwik mengenalkan anak-anak dengan teknik tie Dye yaitu teknik ikat celup pada kain dengan perintang alat-alat sederhana seperti tali.
Secara perlahan Jito dan Wiwik memberikan contoh agar mudah diikuti, dan setelah selesai, tibalah saatnya anak-anak melakukan pencelupan kain pada warna dengan beberapa tahapan.
Terbagi menjadi beberapa kelompok, anak-anak akhirnya mampu melakukan proses membatik dengan teknik tie Dye, yang diakhiri dengan proses penjemuran. (HR)
Macam-Macam Pasal Pencurian Pada KUHP
Jumat, 09 Jun 2023Kode Transaksi Faktur Pajak, Kenali Jenis dan Saat Penggunaannya
Rabu, 28 Sep 2022PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEKERASAN KEPADA ANAK DI INDONESIA
Rabu, 08 Feb 2023Mengenal Undang-Undang ITE
Minggu, 14 May 2023Ingin Ganti Nama? Begini Prosedur Hukumnya
Selasa, 12 May 2020