Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Diharapkan Punya Kemampuan Kognisi dan Soft Skill

27-12-2024 - Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan — Sekretariat Jenderal

Jakarta– Mahasiswa penerima KIP Kuliah diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan kognisi selama menjalani masa perkuliahan, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Hal itu ditandai, salah satunya,  memiliki kemampuan soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, memperluas jaringan atau networking, negosiasi, pengelolaan waktu, dan sebagainya.

Ketika dosen memberi tugas kelompok atau membuat karya tulis pada mahasiswa merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa untuk selain peningkatan kognisi atau kualitas otak, juga diharapkan berimbas pada penguatan karakter berupa soft skill tersebut. Kemampuan soft skill ini tidak ada dalam kurikulum atau materi perkuliahan, tetapi harus dilatih sendiri oleh mahasiswa.

“Kemampuan soft skill ini penting sebab pengalaman banyak orang membuktikan, keberhasilan hidup itu ditentukan pertama kali oleh kemampuan soft skill, sedangkan kemampuan kognisi atau pengetahuan itu justru nomor dua.”

Demikian dikatakan Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Adhika Ganendra, pada zoom meeting “Pembekalan  mahasiswa penerima KIP Kuliah Tahun 2024”, beberapa waktu lalu. Tahun 2024 ini, sebanyak  243.446 mahasiswa menerima bantuan KIP Kuliah. Para mahasiswa itu tersebar di 124 perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang berada dibawah naungan 17 LLDIKTI. Di zoom meeting tersebut hadir sebanyak  98 mahasiswa dan sisanya mengikuti melalui Youtube di kanal puslapdik.

Menurut Adhika, kemampuan soft skill itu umumnya akan muncul setelah semester delapan, yakni terjadi perbedaan antara mahasiswa yang  memiliki kemamuan soft skill dan yang tidak.

“Saya berharap mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk tidak menutup diri, tetapi aktif membuka diri, berkomunikasi, berkolaborasi, dan beradaptasi, sebab itu akan menentukan cepat atau lambat dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus kuliah nanti, “jelas Adhika.

Sebelumnya, Adhika mengingatkan mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk tidak downgrade atau merasa rendah diri. Dikatakannya, mahasiswa penerima KIP Kuliah merupakan individu spesial, sebab mampu lolos seleksi perguruan tinggi dan juga lolos seleksi KIP Kuliah.

Adhika memperlihatkan, dari sisi Angka Patisipasi Kasar (APK) tahun 2023 dari sisi jenjang pendidikan dan kelompok pengeluaran, pada jenjang sekolah dasar dan SMP, tidak terdapat perbedaan signifikan antara peserta didik dari 25 persen masyarakat termiskin dan 25 persen masyarakat terkaya. Namun di jenjang SMA, partisipasi pendidikan di kelompok masyarakat termiskin menurun dan lebih menurun lagi di jenjang pendidikan tinggi.

“Di jenjang pendidikan  tinggi inilah KIP Kuliah merupakan bukti kehadiran pemerintah untuk memberikan intervensi terhadap masyarakat dari keluarga termiskin dengan harapan, mahasiswa penerima KIP Kuliah akan meniti kehidupan yang lebih baik, “ paparnya.

Mulai dengan bermimpi

Selanjutnya, Adhika mengajak mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk mulai bermimpi yang diperkuat melalui pengetahuan sehingga muncul yang disebut ekspektasi atau harapan. Namun,  akan timbul kekecewaan ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Karena itu perlu pengalaman dan kemampuan empati yang diperoleh melalui komunikasi, kolaborasi dan adaptasi dengan jejaring sekitarnya sehingga akhirnya mampu mengukur ekspektasi dengan lebih detail dan presisi atau akurat yang bisa mengurangi kekecewaan.

“Kalian mahasiswa penerima KIP Kuliah, ketika harapan tidak sesuai kenyataan, jangan lantas kecewa dan berpikir’mentang-mentang saya anak miskin, realitas tidak mendukung”, itu sama sekali tidak benar, ketika realitas tidak mendekati harapan, berarti ada yang kurang, cari tahu faktor apa yang kurang, “ujar Andhika.

Investasi bangsa

Ketua Tim Kerja KIP Kuliah Puslapdik, Septien Prima Diassari berharap agar mahasiswa penerima KIP Kuliah dapat meningkatkan softskill dan berprestasi selama kuliah, dan lulus tepat waktu sehingga dapat bekerja dan berkarya untuk meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus berkontribusi bagi bangsa dan negara.

“KIP kuliah bukan hanya sekedar bantuan sosial yang memberikan bantuan uang tunai kepada mahasiswa penerimanya, tetapi merupakan program investasi bangsa melalui peningkatan akses bagi mahasiswa dari keluarga tidak  mampu, “katanya.

Sementara itu, penanggungjawab KIP Kuliah Puslapdik, Muni Ika, mengingatkan, bahwa status mahasiswa penerima KIP Kuliah bukan hanya sekedar  status ekonomi, tetapi dipastikan bahwa status  keaktifannya ada di PDDikti. Karena itu, Muni Ika mengajak mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk mampu bekerjasana terkait keaktifannya diPDDikti agar memudahkan dalam proses pencairan bantuan KIP Kuliahnya.

“Kalau sudah ada di PDDikti, perguruan tinggi mengusulkan ke Puslapdik untuk dibuat SK penerimanya,”kata Muni Ika.

Muni Ika juga mengajak mahasiswa penerima KIP kuliah untuk aktif melihat sistem KIP kuliah untuk memantau sejauh mana perguruan tinggi sudah mengusulkan ke Puslapdik.

(Yanuar, December 27, 2024)

Bagikan berita melalui