Membangun Jiwa dan Akhlak: Warga Binaan Lapas Perempuan Palu Semangat Mengaji

19-11-2024 - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu — KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI SULAWESI TENGAH

Sigi - Di tengah rutinitas kehidupan di balik jeruji besi, para warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Palu menunjukkan semangat yang luar biasa untuk memperbaiki diri melalui kegiatan keagamaan. Salah satu yang paling mencolok adalah program mengaji yang digelar rutin setiap hari di dalam lapas. Kegiatan ini bukan hanya sebagai sarana spiritual, namun juga untuk membentuk karakter dan akhlak yang lebih baik bagi para penghuni lapas.


 


Program mengaji ini dibimbing langsung oleh Staff Pembinaan Lapas Perempuan Palu dan diikuti dengan penuh antusias oleh hampir seluruh warga binaan. Dengan mendalami Al-Qur'an, mereka berharap dapat memperoleh ketenangan batin serta membentuk kepribadian yang lebih baik. Sejumlah warga binaan mengungkapkan bahwa mengaji membantu mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan, memaafkan diri sendiri, dan melupakan masa lalu yang penuh kesalahan.


 


"Setiap huruf yang kami baca adalah langkah menuju perubahan," kata salah satu warga binaan di Lapas Perempuan Palu. "Kegiatan ini membuat hati lebih tenang dan pikiran lebih jernih. Saya merasa lebih baik dan siap untuk kembali ke masyarakat dengan jiwa yang lebih positif."


 


Kepala Lapas Perempuan Palu, Udur Martionna, menjelaskan bahwa kegiatan mengaji adalah bagian dari program pembinaan yang bertujuan untuk membangun akhlak warga binaan agar mereka tidak hanya kembali menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga lebih siap untuk menjalani kehidupan setelah bebas. Menurutnya, program ini juga menjadi alat untuk mengurangi stres dan kekhawatiran yang sering dihadapi oleh warga binaan selama menjalani masa hukuman.


 


"Pengembangan karakter menjadi prioritas kami, tidak hanya keterampilan kerja, tetapi juga penguatan moral dan spiritual. Mengaji adalah salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, kedamaian, dan rasa tanggung jawab dalam diri mereka," ujar Udur Martionna.


 


Program ini tidak hanya sebatas membaca Al-Qur'an, tetapi juga mencakup pemahaman tafsir dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci. Warga binaan diajak untuk merenungkan arti setiap ayat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


 


Ke depan, Lapas Perempuan Palu berencana untuk memperluas program ini dengan melibatkan lebih banyak kegiatan pengembangan diri, seperti pelatihan keterampilan, pembinaan mental, serta kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat luar.


 


Semangat warga binaan Lapas Perempuan Palu untuk terus belajar dan berubah memberikan harapan baru bahwa, meskipun berada di balik jeruji besi, mereka dapat memulai lembaran baru dalam hidup mereka yang lebih bermakna, dengan hati yang penuh harapan dan jiwa yang lebih baik.

Bagikan berita melalui