Sigi - Akhir pekan di Lapas Perempuan Kelas III Palu kali ini tidaklah berbeda dari biasanya. Sebagian besar warga binaan memilih untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan pengajian, sebagai bentuk pembinaan spiritual yang tidak hanya mengarah pada perbaikan perilaku, tetapi juga memberikan kedamaian batin.
Kegiatan pengajian ini juga rutin dilaksanakan setiap akhir pekan sebagai bagian dari program pembinaan keagamaan yang digagas oleh pihak Lapas Perempuan Palu. Program ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi warga binaan dalam meningkatkan pemahaman agama serta mengembangkan jiwa spiritual mereka selama menjalani masa hukuman.
Kepala Lapas Perempuan Palu, Udur Martionna, menjelaskan bahwa kegiatan pengajian ini bukan hanya untuk mendalami ilmu agama, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk melakukan refleksi diri. "Kegiatan ini kami adakan setiap akhir pekan sebagai bagian dari pembinaan karakter dan spiritual. Kami berharap melalui pengajian, warga binaan dapat memperoleh ketenangan dan bimbingan untuk memperbaiki diri, serta lebih siap untuk kembali ke masyarakat dengan hati yang lebih bersih," ujar Udur.
Kegiatan pengajian ini dihadiri oleh 112 orang warga binaan yang dengan antusias mengikuti kajian-kajian agama yang didampingi oleh Staff Pembinaan. Bertempat di Mushola An-Nisa Lapas Perempuan Palu, para warga binaan tampak antusias membaca Al-Quran. Meskipun mereka sedang menjalani hukuman, banyak di antara mereka yang merasa kegiatan ini memberi arti lebih dalam kehidupan mereka.
Salah seorang warga binaan yang aktif mengikuti pengajian, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini. "Saya merasa lebih tenang setelah mengikuti pengajian ini. Selain mengisi waktu dengan hal yang positif, saya juga bisa belajar lebih banyak tentang agama dan kehidupan. Semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah keluar dari sini," katanya dengan penuh harapan.
Hermansyah Siregar, Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah, memberikan apresiasi terhadap pembinaan Lapas Perempuan Palu. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk membentuk karakter warga binaan. Selain memberikan kesempatan untuk memperdalam agama, pengajian juga memberikan mereka ketenangan jiwa dan harapan baru untuk menjalani masa depan yang lebih baik setelah bebas," ujarnya.
Program pengajian ini menjadi salah satu dari sekian banyak kegiatan pembinaan yang dijalankan oleh Lapas Perempuan Palu, yang mencakup pendidikan keterampilan, dan pengembangan diri lainnya. Harapannya, kegiatan keagamaan ini dapat menjadi bekal spiritual yang mendalam bagi warga binaan, serta mendukung mereka dalam menjalani proses rehabilitasi dan reintegrasi ke masyarakat setelah menyelesaikan masa hukuman.
Ke depan, Lapas Perempuan Palu berencana untuk terus mengembangkan berbagai program pembinaan yang mendukung pembentukan karakter dan moral warga binaan, sehingga mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik, produktif, dan bermanfaat.