Yohanes Ryaldy Wanma: Dari ADEM dan ADik Menuju Florida

08-10-2024 - Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan — Sekretariat Jenderal

Jakarta-Hari Kamis tanggal 26 September 2024 mungkin merupakan hari yang tak terlupakan oleh Yohanes Ryaldy Wanma. Tepat di hari kelahirannya yang ke-26 itu, badai Helene dengan dahsyat menerjang 5 negara bagian di Amerika Serikat, salah satunya di Negara bagian Florida, Amerika Serikat, tempat dimana Yohanes baru saja memulai menempuh jenjang pendidikan S2 di University of Florida. Ratusan orang tercatat sementara menjadi korban badai tersebut.   

Beruntung bagi Yohanes, kerusakan di Florida tidak separah di Negara Bagian Carolina. 

“Puji Tuhan, saya aman, memang banyak fasilitas rusak berat dan pohon-pohon bertumbangan,tapi tidak separah kota-kota lain, “kata Yohanes melalui Whatsapp saat dihubungi Puslapdik.

Ketika badai itu datang, Yohanes sedang berada di apartemen dekat kampus dan bersiap-siap untuk kuliah,namun memperoleh pemberitahuan melalui email dari kampus, bahwa karena ada badai, perkuliahan diliburkan.

Yohanes sendiri baru menginjakan kaki di Florida dua bulan lalu, tepatnya 22 Agustus 2024. Ia merupakan mahasiswa penerima beasiwa S2 melalui LPDP di program studi Master Degree in Tourism and Hospitality Managemen. Jenjang S1 dilakoni Yohanes pada tahun 2016 melalui beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) di Program Studi Pendidikan Ekonomi dengan konsentrasi Manajemen Pariwisata, Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, Maluku dan lulus tahun 2021. Sebelumnya,Yohanes menjalani masa SMA di SMA Bhineka Tunggal Ika,Yogyakarta, pada 2013-2016 melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).  

Diakui Yohanes, pemilihan pendidikan ekonomi dengan konsentrasi di manajemen pariwisata saat di Unpatti bukan merupakan keinginannya sendiri, tetapi diarahkan oleh pihak kampus dan kemendikbud sebagai pemberi beasiswa.

“Tetapi setelah menjalani perkuliahan, saya semakin sadar akan pentingnya dunia pendidikan dan dunia pariwisata terlebih khusus di Papua, karena itu pula kemudian saya melanjutkan pendidikan S2 saya dengan mengambil jurusan di bidang pariwisata, “jelas Yohanes yang berayahkan seorang pewirausaha dan ibu yang pensiunan dari perusahaan swasta ini.

Menurutnya,  dari banyak literatur tentang perkembangan pariwisata di Indonesia, potensi pariwisata di Papua sangat banyak  tetapi belum dikelola secara optimal karena ketidakseimbangan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia.

“ Saya kian menyadari, bahwa perkembangan pariwisata akan membawa dampak yang baik terhadap perekonomian masyarakat Papua yang selalu menempati posisi pertama sebagai rata-rata penduduk termiskin di Indonesia, setidaknya hal itu yang saya pelajari dari data BPS tahun 2020), “katanya. 

Ditanya mengenai obsesinya setelah selesai S2 kelak, Yohanes berharap bisa menjadi seorang akademisi atau di pemerintahan yang mengelola bidang pariwisata. Hal itu karena menurutnya, pemerintah punya kewenangan, dan peranan yang kuat untuk membawa perubahan. Namun, Yohanes juga punya cita-cita membuka usaha pariwisata di Papua.

“Saya ingin mengikuti jejak almarhum oyang (Kakek buyut-Red) saya, Frans Kaisepo, pahlawan nasional Indonesia yang dapat membawa semangat api dan dampak positif buat daerahnya, “tegasnya.

Bertemu Presiden Jokowi

Yohanes merasa sangat bersyukur mengikuti program ADEM dan ADik karena diberi kesempatan  memperoleh beasiswa dan melanjutkan pendidikan di luar Papua, bahkan kini mampu melanjutkan S2 di luar negeri melalui LPDP. Menurut Yohanes, dirinya merupakan mahasiswa Papua pertama yang kuliah di Universitas Pattimura dan lulus dengan predikat  cum laude.

“Keluarga saya punya keterbatasan ekonomi dan saya sebagai anak pertama merasa sangat terbantu oleh program ADEM dan ADik, selain tidak perlu keluar biaya, juga  mendapatkan banyak sekali wawasan serta pengalaman-pengalaman yang luar biasa, dari satu kota ke kota lainnya dengan tantangan yang berbeda sehingga karakter saya lebih kuat, “katanya. 

Salah satu kesan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi Yohanes adalah dipilih oleh pihak Unpatti dan  Kementerian Politik Hukum dan Keamanan sebagai perwakilan  mahasiswa dari Papua dan Maluku untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara di tahun 2019. 

“Saat itu, yang diundang adalah mahasiswa, tokoh agama, tokoh adat,dan akademisi untuk berbicara soal ekonomi, sosial,, pendidikan, dan kesejahteraan, saya bersyukur, ada beberapa masukan dari kami yang sudah diterapkan pemerintah di Papua, “katanya.

Setelah lulus dari Unpatti tahun 2021 lalu, Yohanes mulai mengincar LPDP untuk bisa melanjutkan S2 di luar negeri. Sembari menyiapkan diri, Yohanes menjadi volunter dan freelance di beberapa komunitas dan organisasi di Jayapura, yakni di Komin Papua, sebuah gerakan peduli pendidikan dan eko kreatif, Manibobi Preneurs, sebuah gerakan jasa pengembangan bisnis serta Papua Youth Creative Hub, komunitas pengembangan kreatifitas anak muda Papua yang diresmikan Presiden Joko Widodo tahun 2023 lalu.

Yohanes menilai, Program ADEM dan ADik dapat menjadi langkah dan wadah  untuk anak-anak muda atau calon generasi penerus bangsa di Papua agar dapat kesempatan berpendidikan serta menambah wawasan yang luas dan bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul yang dapat membawa perubahan untuk Papua menjadi lebih baik.

(Yanuar, October 8, 2024)


Bagikan berita melalui