PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS MALARIA DI DESA KARANGGEDANG

22-07-2024 - Puskesmas Sruweng — DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Sruweng, 15 Juli 2024.  Tim Puskesmas Sruweng  terdiri dari Umi Muntamah,Amd.Keb selaku Programer Malaia, Eni Purwanti,SKM  selaku Progamer Surveilans, Tri Yulianti selaku Bidan Desa Karanggedang bersama pemdes setempat melaksanakan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus malaria di desa Karanggedang kecamatan Sruweng. Hal ini sebagai tindak lanjut dari laporan KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit)  adanya laporan kasus malaria salah satu warga Desa Karanggedang. Tujuan dari  PE  kasus Malaria adalah untuk mengidentifikasi apakah terjadi penularan atau tidak di wilayah tersebut. Petugas juga melaksanakan wawancara  dengan penderita dan keluarganya. Penderita setahun terakhir tinggal di Papua sebagai TNI-AL (Malaria import).  Saat pelaksanaan PE semua kontak erat dilakukan Rapid Diagnostik Test Malaria (RDT Malaria).  Adapun dari semua kontak erat yang diperiksa hasilnnya adalah negative Malaria. Penyakit Malaria disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Parasit ini dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Maka dari itu, penyakit malaria paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, dimana nyamuk Anopheles dapat berkembang biak, demikian juga parasit plasmodium. Parasit plasmodium ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu plasmodium vivax, plasmodium ovale, malariae plasmodium dan plasmodium falciparum. Jenis plasmodium falciparum adalah yang paling banyak ditemukan dan biasanya menjurus pada malaria berat dan sering menyebabkan kematian. Malaria tidak langsung muncul ketika seseorang terkena gigitan nyamuk pembawa parasit. Apabila imunitas tubuh seseorang sangat baik, maka kemungkinan terinfeksi malaria menjadi lebih kecil. Sementara, bagi orang dengan imunitas kurang baik, gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk. Gejala awal malaria biasanya menyerupai flu, demam, dan sakit kepala. Gejala-gejala tersebut memang sangat umum terjadi pada penyakit ringan lain, sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai malaria. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan malaria diantaranya tidak melakukan aktivitas di dekat perindukan nyamuk malaria (sumber air minum, danau, sawah, sungai) pada malam hari di daerah endemis malaria. Cara pencegahan dengan menggunakan pakaian tertutup (lengan panjang, celana panjang, sarung), memasang kawat kasa, dan tidur berkelambu berinsektisida.
Sumber : https://puskesmassruweng.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/155/penyelidikan-epidemiologi-kasus-malaria-di-desa-karanggedang

Bagikan berita melalui