15. Pelayanan TB Paru

No. SK: 800/014/Pusk.Sdk/I/2023

  1. Tersedia Rekam Medis / Rujukan Internal

  1. 1. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilaksanakan pada pasien 2. Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk keruang pengobatan TB 3. Pasien diberi penjelasan tentang penyakit TBC ,penggunaan obat ,lama minum ,Efek samping obat , kontrol kembali dan aktifitas pasien 3.1. pasien kategori 1 adalah dengan hasil BTA positif (+) belum pernah makan OAT, Kategori 1 terdiri atas 2 bagian yaitu : - Kontak pertama tahap intensif/ awal : berisi RHZE (Rifanfisin 150mg Isoniazet 75mg ,pirazinamid 400mg dan Etabunamol 275mg) sebanyak 6 blister untuk 2 bulan - Kotak kedua tahap lanjutan : berisi RH ( Rifanfisin 150mg ) sebanyak 6 blister untuk 4 bulan 3.2. Pasien kategori II merupakan pasien yang sudah menyelesaikan pengobatan dengan hasil BTA Negatif (-) beberapa waktu kemudian kambuh dengan hasil pemeriksaan BTA (+) diberikan OAT kategori II terdiri atas 2 bagian yaitu : - Kotak pertama tahap intensif /awal : a. Kotak 1 berisi RHZE (Rifanfisin 150mg,Isoniaze 75mg,pirazinamid 400mg dan Etambunol 275mg )9 blister untuk 3 bulan b. Kotak 2 berisi steroptomisin sebanyak 56 vial @1 gram c. Kotak 3 berisi spuit dengan jarum @5ml sebanyak 56 buah untuk 2 bulan d. Kotak 4 berisi Aqua pro injeksi sebanyak 60 ampul @ 5ml untuk 2 bulan - Kotak kedua tahap lanjutan : a. Kotak berisi RH (Rifanfisin 150 mg ,Isoniazid 150 mg ) sebanyak 7 blister untuk 5 bulan b. Kotak kedua berisi Etambutol 400 mg sebanyak 7 blister untuk 5 bulan 3.3. TB MDR adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatan kategori I dan kategori II, kemudian kambuh kembali atau terkontaminasi oleh kuman TB MDR beroabat melalui RSU kota padangsidimpuan dan bias diteruskan di daerah /puskesmas terdekat 4.Follow UP a. Akhir tahap intensif Dilakukansatu minggu sebelum bulan ke-2 (FU2) pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori I dan satu minggu sebelum akhir bulam ke -3 pengobatan ulang penderita BTA positif dengan kategori 2. Penderita TBC paru BTA Negatif, Rontgen positif tetap dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan ke-2 . Pemeriksaan dahak pada akhir intensif dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi konveksi dahak, yaitu perubahan dari BTA positif menjadi negatif .selain itu pemeriksaan ulang dahak untuk memantau kemajuan pengobatan. b. Satu bulan sebelum akhir pengobatan Dilakukan satu minggu sebelum akhir bulan ke <5 pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori I atau satu minggu sebelum akhir bulan ke-7 pengobatan ulang penderita BTA positif dengan kategori . Pemeriksaan ualang dahak pada satu bulan sebelum akhir pengobatan dan akhir pengobatan (AP) .bertujuan untuk menilai hasil pengobatan ( sembunh atau gagal) apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif Negative, dilanjutkan tahap lanjutan,, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke-5, bila hasil Negative dilanjutkan pengobatannya dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke-6 akhir pengobatan. 2. Pasien diminta untuk mengulang apa yang sudah dijelaskan oleh petugas 3. Informasikan kepada pasien untuk datang pada hari berikutnya serta dicatat pada form TB O2 atau kartu Identitas penderita yang di pegang oleh pasien 4. Hasil anamnase pada form TB 01/ Kartu pengobatan TBC, dicatat pada buku status pasien (TB 06).

10 menit atau sesuai kasus


Tidak dipungut biaya

- Periksa Sputum - Pelayanan Pasien positip TB

Secara tertulis melalui kotak saran


Anda juga dapat menyampaikan pengaduan, aspirasi, maupun permintaan informasi melalui aplikasi LAPOR!

Melalui LAPOR!, Anda dapat menyampaikan permasalahan pelayanan publik yang Anda temui dalam satu kanal sehingga laporanmu dapat kami sampaikan ke instansi terkait.

Website LAPOR! Unduh di Play Store Unduh di App Store

TB Paru

Isu dan Keluhan

Klik banner dibawah untuk melaporkan masalah Pelayanan Publik "15. Pelayanan TB Paru"