1. Alat UTTP yang ditera/tera ulang harus memiliki Ijin Tanda Pabrik (Untuk Alat UTTP buatan dalam negeri) dan Ijin Tipe (Untuk Alat UTTP asal Impor)
2. Permohonan tera/tera ulang dari pemilik/produsen/ importir/pihak ketiga Alat UTTP (Wajib Tera/Tera Ulang

1. Persyaratan 1. Alat UTTP yang ditera/tera ulang harus memiliki Ijin Tanda Pabrik (Untuk Alat UTTP buatan dalam negeri) dan Ijin Tipe (Untuk Alat UTTP asal Impor); 2. Permohonan tera/tera ulang dari pemilik/produsen/ importir/pihak ketiga Alat UTTP (Wajib Tera/Tera Ulang.
2. Prosedur / Alur Pelayanan 1.Pemilik/produsen/importir/pihak ketiga (Wajib Tera/Tera Ulang) mengajukan permohonan tera/tera ulang untuk Alat UTTP yang dimiliki; 2.Alat UTTP diperiksa kelengkapan administrasi dan sifat kemetrologiannya jika tidak masuk dalam ruang lingkup akan ditolak; 3.Petugas melakukan pengujian TTU, Jika sesuai persyaratan maka UTTP dibubuhkan Tand Tera dan/atau diterbitkan SKHP. Jika tidak sesuai persyaratan dan tidak dapat dperbaiki, maka UTTP dibubuhkan Tanda Batal dan dikembalikan ke Wajib TTU; 4.Pejabat Fungsional Penera membubuhkan cap tanda tera yang berlaku sesuai hasil pengujian; 5.Pejabat Fungsional Penera membuat Surat Keterangan Hasil Pengujian (apabila diperlukan); 6.Pemilik (Wajib Tera) menerima Alat UTTP yang telah selesai diuji dan dibubuhi cap tanda tera yang berlaku.
3. Waktu Pelayanan Tergantung tingkat kesulitan Alat UTTP.
4. Biaya/Tarif Tidak dipunggut biaya.
5. Produk Alat UTTP telah bertanda tera sah / batal serta telah dikeluarkannya Surat Keterangan Hasil Pengujian (apabila diperlukan).
6. Pengelolaan Pengaduan 1. Menghubungi : UPT Metrologi Legal Kota Singkawang J Jl. Firdaus H. Rais 2. Kotak Saran.

Tergantung tingkat kesulitan Alat UTTP

Tidak dipungut biaya

Alat UTTP telah bertanda tera sah / batal serta telah dikeluarkannya Surat Keterangan Hasil Pengujian (apabila diperlukan)

Pengaduan dapat disampaikan pada kantor Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Kota Singkawang - UPT. Metrologi Legal 

Jalan Firdaus H. Rais Nomor 38