Asuhan Persalinan Normal (APN)

No. SK: 188/003/434.203.200.02/2022

  1. BUKU KIA
  2. KTP/KK/SIM/BPJS

  1. 1. Petugas mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua: Petugas mendengarkan, melihat dan periksa gejala dan tanda Kala Dua a. Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran b. Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina c. Perineum ibu tampak menonjol 2. Petugas menyiapkan pertolongan persalinan Bidan memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi BBL tempat resusitasi datar ,rata,cukup keras,bersih,kering dan hangat , lampu dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi ,3 handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lender, tabung atau balon dn sungkup. a. Bidan menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi b. Bidan menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai didalam partus set 2. Petugas mengenakan atau memakai celemek plastik 3. Petugas melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering 4. Petugas memakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam 5. Petugas memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (Gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril. Pastikan tidak terkontaminasi pada alat suntik). 6. Petugas memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik Bidan membersihkan vulva dan perineum, seka dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. a. Jika introitus vagina, perineum atau anus ibu terkontaminasi tinja, bidan membersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang b. Bidan membuang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia Bidan mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% – Langkah 9) 7. Petugas melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka bidan melakukan amniotomi. 8. Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangah setelah sarung tangan dilepaskan. 9. Petugas melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/ menit) 10. Petugas mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal Bidan mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. 11. Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran Bidan memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, bidan melanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan sesuai temuan yang ada 12. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit 13. Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi Bidan meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 14. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu 15. Petugas membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 16. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan 17. Petugas menjelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar 18. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). 19. Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan ada dorongan kuat untuk meneran: a. Bidan mendukung dan memberi semangat pada ibu saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai b. Bidan membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif c. Bidan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama) d. Bidan menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi e. Bidan menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu f. Keluarga ibu memberikan cukup asupan cairan per-oral (minum) g. Bidan menilai DJJ setiap kontraksi uterus ibu selesai 20. Petugas melakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi Lahirnya Kepala Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka bidan melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal 21. Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem tersebut. 22. Petugas menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan 23. Lahirnya bahu Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, bidan memegang secara biparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkuspubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. 24. Lahirnya badan dan tungkai Setelah kedua bahu lahir, bidan menggeser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas bidan untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 25. Setelah tubuh dan lengan lahir, bidan melakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya) 26. Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir Bidan melakukan penilaian (selintas) pada bayi 27. Petugas segera merujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida) 1. Sebelum lahir: a. Apakah bayi cukup bulan? b. Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium? 2. Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan) Sambil menempatkan bayi diatas perut atau dekat perineum ibu, lakukan penilaian (selintas): a. Apakah bayi menangis atau bernapas/ tidak megap-megap? b. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur mekonium, menangis atau bernafas normal / tidak mangap – mangap dan bergerak aktif. Lakukan langkah 1) Jika bayi tidak cukup bulan atau ketuban bercampur mekonium dan atau bayi tidak bernafas atau mangap – mangap dan atau bayi lemas , lakukan manajement bayi asfiksia . Bidan mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu Bidan mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan 2) Ganti handuk basah dengan handuk kering 3) Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu 28. Petugas melakukan pemeriksaan kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). 29. Petugas memberitahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik). 30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, bidan menyuntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral ibu (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin) 31. Petugas menggunakan klem, bidan menjepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. Pemotongan dan pengikatan tali pusat a. Dengan satu tangan, bidan mengangkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem tersebut b. Bidan mengikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul kunci Bidan melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan 32. Petugas meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Bidsn meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Bidan meluruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. 33. Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. 34. Petugas melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga Bidan memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva ibu 35. Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat 36. Setelah uterus berkontraksi, bidan menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversiouteri). 37. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, bidan meminta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. 38. Petugas mengeluarkan plasenta Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, bidan memindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva ibu dan lahirkan plasenta a. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1) Bidan memberi dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2) Bidan melakukan kateterisasi (aseptik) pada ibu jika kandung kemih penuh 3) Bidan meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan 4) Bidan mengulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5) Bidan segera merujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir Bila terjadi perdarahan, bidan melakukan plasenta manual 39. Saat plasenta muncul di introitus vagina, bidan melahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, bidan memakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. 40. Petugas melakukan rangsangan taktil (masase) uterus Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, bidan melakukan masase uterus ibu, letakkan telapak tangan di fundus ibu dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) Bidan melakukan tindakan yang diperlukan jika uterus ibu tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/ masase. 41. Petugas menilai perdarahan Bidan memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkah plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus. 42. Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Bidan melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan 43. Petugas melakukan asuhan pasca persalinan Bidan memastikan uterus ibu berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam 44. Petugas memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam) a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara b. Bidan membiarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 45. Petugas melakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu – bayi. 46. Petugas memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral. a. Bidan meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan b. Bidan meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu. 47. Petugas melanjutkan permantauan kontraksi uterus ibu dan mencegah perdarahan per vaginam a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan 48. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, petugas melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri. 49. Petugas mengajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 50. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah ibu 51. Petugas melakukan pemeriksaan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama persalinan a. Bidan memeriksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan b. Bidan melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/ menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5). 52. Kebersihan dan keamanan Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi. 53. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 54. Petugas membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 55. Petugas memastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya. 56. Petugas mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. 57. Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 58. Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih. Dokumentasi 59. Petugas melengkapi partograf (halaman depan dan belakang),periksa tanda vital dan asuhan kala IV

2 Jam

Tidak dipungut biaya

pelayanan bersalin

lapor.go.id

Anda juga dapat menyampaikan pengaduan, aspirasi, maupun permintaan informasi melalui aplikasi LAPOR!

Melalui LAPOR!, Anda dapat menyampaikan permasalahan pelayanan publik yang Anda temui dalam satu kanal sehingga laporanmu dapat kami sampaikan ke instansi terkait.

Website LAPOR! Unduh di Play Store Unduh di App Store

Isu dan Keluhan

Klik banner dibawah untuk melaporkan masalah Pelayanan Publik "Asuhan Persalinan Normal (APN)"