Menteri Nusron Harapkan Santri Masuk ke Dalam Panggung Nasional

banner berita

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyerukan kepada para santri agar mengambil peran yang lebih signifikan dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam pidatonya, Menteri Nusron menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni, melainkan momentum reflektif yang menunjukkan betapa besar kontribusi santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ia mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya komunitas pesantren, untuk memikirkan langkah strategis agar santri dapat tampil di panggung nasional dan mengisi ruang-ruang kebangsaan secara aktif dan produktif.

“Peringatan Hari Santri ini menjadi pengingat akan eksistensi dan peran penting santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tantangan kita ke depan adalah bagaimana mendorong santri agar mampu hadir di berbagai lini kehidupan nasional, mengisi ruang-ruang ke-Indonesiaan dengan semangat kebangsaan dan nilai-nilai luhur,” ungkap Menteri Nusron.

Ia menilai bahwa para santri memiliki potensi besar untuk berkontribusi di berbagai sektor, mulai dari politik, birokrasi, masyarakat sipil, hingga dunia pendidikan.

Menurutnya, nilai-nilai moral dan semangat perjuangan yang tertanam kuat di lingkungan pesantren harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata yang membawa dampak positif bagi pembangunan bangsa.

“Santri harus mampu hadir di berbagai jalur—baik politik, birokrasi, civil society, maupun pendidikan. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai aktor utama yang membawa perubahan. Ini adalah tantangan dan peluang yang harus kita pikirkan bersama,” lanjutnya.

Lebih jauh, Menteri Nusron menyoroti keunggulan sistem pendidikan pesantren yang tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas intelektual, tetapi juga pada pembentukan karakter dan integritas.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kreativitas tinggi.

“Model pendidikan pesantren merupakan kombinasi ideal antara peningkatan kapasitas SDM dan pembentukan akhlak serta kreativitas. Banyak lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, namun kurang dalam hal moralitas. Sebaliknya, ada yang unggul dalam akhlak, tetapi belum cukup kapabel. Indonesia membutuhkan SDM yang seimbang—mereka yang memiliki kompetensi sekaligus integritas,” tegasnya. Dengan semangat Hari Santri, Menteri Nusron berharap para santri terus memperkuat peran strategisnya dalam membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan bermartabat. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas pesantren untuk menciptakan ekosistem yang mendukung partisipasi santri dalam pembangunan nasional.

Acara peringatan Hari Santri tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina, Abah Abu Bakar Rahziz, Tenaga Ahli Bidang Komunikasi Publik, Rahmat Sahid, serta Kepala Kantor Pertanahan Kota Bekasi, Heri Purwanto beserta jajaran.





Kembali
Berita Terpopuler