Lewoleba - Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Lembata kembali menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam mendukung program pembinaan berbasis kemandirian. Melalui pendampingan Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Lapas Lembata, warga binaan berhasil mengolah nasi sisa konsumsi menjadi produk kuliner baru yang gurih dan bernilai jual tinggi: Kerupuk Kerezi (Kerupuk dari Nasi Sisa).
Produk “Kerupuk Kerezi” menghadirkan cita rasa khas — gurih, renyah, dan lezat — sekaligus menjadi simbol keberhasilan warga binaan dalam mengubah bahan pangan berlebih menjadi peluang ekonomi baru.
Perlu ditegaskan bahwa nasi sisa yang digunakan bukanlah nasi basi atau tidak layak konsumsi, melainkan nasi kelebihan yang masih segar dan diolah dengan standar kebersihan serta keamanan pangan yang baik.
Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi sisa makanan di lingkungan Lapas, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi berkelanjutan dan pengembangan produk kreatif lokal yang ramah lingkungan.
Ketua PIPAS Lapas Lembata, Ny. Agnes Antonius Semuki, menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari keprihatinan melihat nasi berlebih yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Kami ingin memberikan edukasi bahwa bahan sisa makanan pun bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Melalui pendampingan kepada warga binaan, kami berharap muncul kesadaran baru tentang pentingnya kreativitas, ketelitian, dan tanggung jawab dalam mengelola sumber daya yang ada,” ujar Ny. Agnes.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa PIPAS Lapas Lembata akan terus mendorong kegiatan serupa agar dapat menjadi bagian dari program pembinaan keterampilan yang produktif dan berkelanjutan.
Kepala Lapas Kelas III Lembata, Antonius Semuki, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi positif antara PIPAS dan warga binaan.
“Inovasi ini merupakan wujud nyata dari semangat pembinaan di Lapas Lembata. Kami tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku, tetapi juga pada pemberdayaan dan kemandirian ekonomi. Produk ‘Kerupuk Kerezi’ ini membuktikan bahwa kreativitas dapat tumbuh di mana saja, bahkan di balik tembok Lapas,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa langkah ini selaras dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia dalam mendorong ekonomi berkelanjutan dan 13 Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang menekankan pentingnya inovasi dan kemandirian dalam pembinaan warga binaan.
Ke depan, Lapas Lembata berencana mengembangkan “Kerupuk Kerezi” menjadi produk unggulan binaan Lapas yang dapat dipasarkan secara lebih luas, sehingga memberikan manfaat ekonomi nyata bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar.
Dengan semangat “Dari Lembata untuk Negeri”, inovasi sederhana namun bermakna ini menjadi bukti bahwa setiap langkah kecil menuju perubahan dapat melahirkan dampak besar bagi lingkungan, ekonomi, dan kemanusiaan.
