UDHENG ; Inovasi Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembangunan Budaya Antikorupsi pada KPPN Singaraja

23-08-2018 - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tipe A2 Singaraja — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali

Singaraja, 23 Agustus 2018

Sebuah inovasi tidak mesti berbasis IT. Inovasi bisa sesederhana mungkin asal mampu memberi nilai tambah, dan mampu membawa kebaikan. Itu pula yang beberapa kali dilakukan oleh KPPN Singaraja. Untuk meningkatkan kinerja organisasi dan juga meningkatkan pelayanan prima, KPPN Singaraja telah membangun beberapa inovasi, baik inovasi berbasis teknologi informasi maupun yang tidak. Udheng salah satu contohnya. Udheng yang merupakan tutup kepala khas masyarakat Bali, tidak saja dikenakan di kepala, namun dihayati maknanya dan disosialisasikan filosofinya, serta diterapkan makna simbolisnya dalam aktifitas sehari-hari. Udheng dijadikan sebuah inovasi untuk menata perilaku individu pegawai dalam bekerja, berkinerja dan berkarya, khususnya dalam pembangunan budaya antikorupsi.

Dalam pembangunan budaya anti korupsi dan pengendalian gratifikasi, KPPN Singaraja menggagas sebuah inovasi melalui pendekatan kearifan budaya lokal (local wisdom). Beberapa seni budaya lokal Bali dimaknai, dihayati dan diterapkan serta menjadi cerminan dalam perilaku kerja sehari-hari.Salah satu contohnya adalah tutup kepala yang lazim dikenal sebagai udheng. Udheng yang bentuknya unik dimana ujung depannya yang lancip dan tegak lurus mengarah ke atas dimaknai sebagai sebuah KOMITMEN, INTEGRITAS dan KEJUJURAN, serta adanya PENGAWASAN dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Udheng yang pemakaiannya dililitkan melingkar di kepala menjadi simbol adanya SINERGI dan KEHARMONISAN satu sama lain dalam bekerja dan melakukan kebaikan, sekaligus inspirasi dalam penguatan silaturrahmi dan kerjasama. Nilai-nilai itulah yang kemudian dihayati maknanya dan menjadi cerminan dalam perilaku kerja sehari-hari.

Bagikan berita melalui